Minggu, 13 Juli 2008

keunikan tuna netra

Kalau Tunanetra Nge-blog & Main Game Online (detikINET)Dec 25, '07 9:54 PM
for everyone
Category:Other
Senin, 19/11/2007 10:38 WIB
Catatan oleh Rama
Kalau Tunanetra Nge-blog dan Main Game Online

Jakarta - Pembaca, tentunya kita sudah tak asing lagi dengan yang namanya komputer atau notebook. Kegiatan seperti membuat dokumen atau spreadsheet, browsing
internet, berkomunikasi via messenger, atau bermain game, semuanya dapat kita lakukan dengan menggunakan perangkat tersebut. Terlepas apakah Anda seorang
ahli komputer atau bukan, tentunya tidaklah menjadi masalah berarti bagi Anda untuk mengoperasikan berbagai aplikasi di PC, karena Anda memiliki penghlihatan
yang dapat membantu Anda memahami apa yang terpampang di monitor. Namun, bagaimana dengan tunanetra yang kini juga mulai akrab dengan komputer?

Hilangnya fungsi penglihatan, baik separuh atau seluruhnya, sudah pasti akan menyulitkan seseorang dalam mengoperasikan komputer. Pasalnya, sekitar 90%
informasi disajikan dalam bentuk visual. Artinya, dibutuhkan indera penglihatan yang baik untuk dapat menerima informasi yang disajikan komputer.

Kalau begitu, bagaimana dengan tunanetra? Mungkinkah mereka mengoperasikan komputer jika "melihat saja sulit?"

Pertanyaan itu sudah terjawab dengan lahirnya berbagai teknologi asistif yang dapat membantu tunanetra mengoperasikan komputer. Salah satunya adalah screen
reader (seperti yang penulis gunakan), yaitu jenis aplikasi yang memungkinkan tunanetra bekerja dengan aplikasi Office, berselancar di internet, bahkan
chat via Yahoo! Messenger. Screen reader akan mengolah teks atau obyek yang muncul di layar monitor menjadi keluaran suara. Contoh, jika cursor digerakkan
ke icon bertuliskan Recycle Bin, maka akan terdengar bunyi "Recycle Bin."

Yang menjadi masalah berikutnya, ternyata tak semua aplikasi atau halaman website dapat diakses oleh screen reader. Masih banyak obyek-obyek yang tidak
terbaca atau sulit diakses tunanetra, sehingga tak semua aplikasi atau website dapat dinikmati oleh tunanetra.

Menanggapi hal tersebut, berbagai programer dan desainer website berusaha mengembangkan aplikasi dan halaman website yang "aksesibel." Artinya, aplikasi
dan website tersebut harus dapat diakses dengan mudah oleh pengguna tunanetra, tanpa mengurangi kenyamanan pengguna normal yang memperoleh informasi dari
elemen visual yang ada di dalamnya.

Untuk membuat aplikasi atau halaman website yang aksesibel bagi tunanetra, kita tak perlu menghilangkan sedikit pun unsur grafis yang ada di dalamnya,
seperti image, flash, atau video. Kita hanya perlu menambahkan sedikit skrip yang memungkinkan screen reader mengenali obyek tersebut.

Misalnya, kita memasang foto penulis yang sedang mengoperasikan laptop, maka kita cukup menambahkan skrip yang akan memerintahkan screen reader membaca
"Gambar Ramaditya sedang mengoperasikan laptop" saat cursor berada pada image tersebut. Keterangan "Gambar Ramaditya sedang mengoperasikan laptop" tidak
harus muncul di layar, yang penting dapat dibaca oleh screen reader.

Penambahan shortcut juga akan mempermudah tunanetra mengakses sebuah halaman website. Misalnya, ada tiga menu utama yaitu HOME, ABOUT, dan CONTACT US.
Kita dapat membuat shortcut untuk langsung mengakses menu tersebut, misalnya ALT+H untuk HOME, ALT+A untuk ABOUT, dan ALT+C untuk CONTACT US.

Lebih lanjut mengenai pembuatan aplikasi dan website yang aksesibel, silahkan mengacu pada berbagai sumber yang ada di Internet, atau melalui situs WWW
CONSORTIUM di alamat
http://www.w3c.org.


Nah, berikut ini beberapa contoh aplikasi dan website yang sudah aksesibel. Untuk mencobanya, kita dapat memakai salah satu screen reader yang cukup terkenal,
yaitu JAWS for Windows, yang demonya dapat diperoleh di
http://www.freedomscientific.com
(situs ini juga aksesibel).

Tidak ada komentar: